Subhanallah, luar biasa dengan cerita kisah beliau…
beliau adalah teladan bagi kalangan muda terutama bagi mahasiswa seperti saya
ini. Beliau sungguh bekerja keras agar mimpinya itu dapat tercapai, mungkin
sudah jarang saat ini orang yang ada seperti belau. Dari kisah yang saya baca
saya dapat memahami betapa beliau selalu ingin mencari kesuksesan dengan coba –
coba dalam hal positif. Mungkin awalnya beliau adalah orang desa yang kini
menjadi lebih daripada orang kota. Beliau selalu ingin tau apa yang tidak
diketahuinya, beliau juga tidak putus asa dalam menghadapi tantangan hidup di
kota Jakarta.
Jadi saya kagum dengan
beliau dan mudah mudahan saya menjadi seperti beliau suatu saat nanti, Ammiin
karena “Impossible is nothing”. Berikut ni adalah kisah beliau yang mampu
mengisnpirasi saya :
Sekitar tahun 60an Houtman memulai
karirnya sebagai perantau, berangkat dari desa ke jalanan Ibukota. Merantau
dari kampung dengan penuh impian dan harapan, Houtman remaja berangkat ke
Jakarta. Di Jakarta ternyata Houtman harus menerima kenyataan bahwa kehidupan
ibukota ternyata sangat keras dan tidak mudah. Tidak ada pilihan bagi seorang
lulusan SMA di Jakarta, pekerjaan tidak mudah diperoleh. Houtman pun memilih
bertahan hidup dengan profesi sebagai pedagang asongan, dari jalan raya ke
kolong jembatan kemudian ke lampu merah menjajakan dagangannya.
Tetapi kondisi
seperti ini tidak membuat Houtman kehilangan cita-cita dan impian. Suatu ketika
Houtman beristirahat di sebuah kolong jembatan, dia memperhatikan
kendaran-kendaraan mewah yang berseliweran di jalan Jakarta. Para penumpang
mobil tersebut berpakaian rapih, keren dan berdasi. Houtman remaja pun ingin
seperti mereka, mengendarai kendaraan berpendingin, berpakaian necis dan tentu
saja memiliki uang yang banyak. Saat itu juga Houtman menggantungkan
cita-citanya setinggi langit, sebuah cita-cita dan tekad diazamkan dalam
hatinya.
Azam atau
tekad yang kuat dari Houtman telah membuatnya ingin segera merubah nasib. Tanpa
menunggu waktu lama Houtman segera memulai mengirimkan lamaran kerja ke setiap
gedung bertingkat yang dia ketahui. Bila ada gedung yang menurutnya bagus maka
pasti dengan segera dikirimkannya sebuah lamaran kerja. Houtman menyisihkan
setiap keuntungan yang diperolehnya dari berdagang asongan digunakan untuk
membiayai lamaran kerja.
Sampai suatu
saat Houtman mendapat panggilan kerja dari sebuah perusahaan yang sangat
terkenal dan terkemuka di Dunia, The First National City Bank (citibank),
sebuah bank bonafid dari USA. Houtman pun diterima bekerja sebagai seorang
Office Boy. Sebuah jabatan paling dasar, paling bawah dalam sebuah hierarki organisasi
dengan tugas utama membersihkan ruangan kantor, wc, ruang kerja dan ruangan
lainnya.
Tapi Houtman
tetap bangga dengan jabatannya, dia tidak menampik pekerjaan. Diterimanyalah
jabatan tersebut dengan sebuah cita-cita yang tinggi. Houtman percaya bahwa
nasib akan berubah sehingga tanpa disadarinya Houtman telah membuka pintu masa
depan menjadi orang yang berbeda.
Sebagai Office
Boy Houtman selalu mengerjakan tugas dan pekerjaannya dengan baik. Terkadang
dia rela membantu para staf dengan sukarela. Selepas sore saat seluruh
pekerjaan telah usai Houtman berusaha menambah pengetahuan dengan bertanya
tanya kepada para pegawai. Dia bertanya mengenai istilah istilah bank yang
rumit, walaupun terkadang saat bertanya dia menjadi bahan tertawaan atau sang staf
mengernyitkan dahinya. Mungkin dalam benak pegawai ”ngapain nih OB nanya-nanya
istilah bank segala, kayak ngerti aja”. Sampai akhirnya Houtman sedikit demi
sedikit familiar dengan dengan istilah bank seperti Letter of Credit, Bank
Garansi, Transfer, Kliring, dll.
Suatu saat
Houtman tertegun dengan sebuah mesin yang dapat menduplikasi dokumen (saat ini
dikenal dengan mesin photo copy). Ketika itu mesin foto kopi sangatlah langka,
hanya perusahaan perusahaan tertentu lah yang memiliki mesin tersebut dan diperlukan
seorang petugas khusus untuk mengoperasikannya. Setiap selesai pekerjaan
setelah jam 4 sore Houtman sering mengunjungi mesin tersebut dan minta kepada
petugas foto kopi untuk mengajarinya. Houtman pun akhirnya mahir mengoperasikan
mesin foto kopi, dan tanpa di sadarinya pintu pertama masa depan terbuka. Pada
suatu hari petugas mesin foto kopi itu berhalangan dan praktis hanya Houtman
yang bisa menggantikannya, sejak itu pula Houtman resmi naik jabatan dari OB
sebagai Tukang Foto Kopi.
Menjadi tukang
foto kopi merupakan sebuah prestasi bagi Houtman, tetapi Houtman tidak cepat
berpuas diri. Disela-sela kesibukannya Houtman terus menambah pengetahuan dan
minat akan bidang lain. Houtman tertegun melihat salah seorang staf memiliki
setumpuk pekerjaan di mejanya. Houtman pun menawarkan bantuan kepada staf
tersebut hingga membuat sang staf tertegun. “bener nih lo mo mau bantuin gua”
begitu Houtman mengenang ucapan sang staff dulu. “iya bener saya mau bantu,
sekalian nambah ilmu” begitu Houtman menjawab. “Tapi hati-hati ya ngga boleh
salah, kalau salah tanggungjawab lo, bisa dipecat lo”, sang staff mewanti-wanti
dengan keras. Akhirnya Houtman diberi setumpuk dokumen, tugas dia adalah
membubuhkan stempel pada Cek, Bilyet Giro dan dokumen lainnya pada kolom tertentu.
Stempel tersebut harus berada di dalam kolom tidak boleh menyimpang atau keluar
kolom. Alhasil Houtman membutuhkan waktu berjam-jam untuk menyelesaikan
pekerjaan tersebut karena dia sangat berhati-hati sekali. Selama mengerjakan
tugas tersebut Houtman tidak sekedar mencap, tapi dia membaca dan mempelajari
dokumen yang ada. Akibatnya Houtman sedikit demi sedikit memahami berbagai
istilah dan teknis perbankan. Kelak pengetahuannya ini membawa Houtman kepada
jabatan yang tidak pernah diduganya.
Houtman cepat
menguasai berbagai pekerjaan yang diberikan dan selalu mengerjakan seluruh
tugasnya dengan baik. Dia pun ringan tangan untuk membantu orang lain, para
staff dan atasannya. Sehingga para staff pun tidak segan untuk membagi ilmu
kepadanya. Sampai suatu saat pejabat di Citibank mengangkatnya menjadi pegawai
bank karena prestasi dan kompetensi yang dimilikinya, padahal Houtman hanyalah
lulusan SMA.
Peristiwa
pengangkatan Houtman menjadi pegawai Bank menjadi berita luar biasa heboh dan
kontroversial. Bagaimana bisa seorang OB menjadi staff, bahkan rekan sesama OB
mencibir Houtman sebagai orang yang tidak konsisten. Houtman dianggap tidak
konsisten dengan tugasnya, “jika masuk OB, ya pensiun harus OB juga” begitu
rekan sesama OB menggugat.
Houtman tidak
patah semangat, dicibir teman-teman bahkan rekan sesama staf pun tidak membuat
goyah. Houtman terus mengasah keterampilan dan berbagi membantu rekan kerjanya
yang lain. Hanya membantulah yang bisa diberikan oleh Houtman, karena materi
tidak ia miliki. Houtman tidak pernah lama dalam memegang suatu jabatan, sama
seperti ketika menjadi OB yang haus akan ilmu baru. Houtman selalu mencoba
tantangan dan pekerjaan baru. Sehingga karir Houtman melesat bak panah
meninggalkan rekan sesama OB bahkan staff yang mengajarinya tentang istilah
bank.
19 tahun
kemudian sejak Houtman masuk sebagai Office Boy di The First National City
Bank, Houtman mencapai jabatan tertingginya yaitu Vice President. Sebuah
jabatan puncak citibank di Indonesia. Jabatan tertinggi citibank sendiri berada
di USA yaitu Presiden Director yang tidak mungkin dijabat oleh orang Indonesia.
Sampai dengan
saat ini belum ada yang mampu memecahkan rekor Houtman masuk sebagai OB pensiun
sebagai Vice President, dan hanya berpendidikan SMA. Houtman pun kini pensiun
dengan berbagai jabatan pernah diembannya, menjadi staf ahli citibank asia
pasifik, menjadi penasehat keuangan salah satu gubernur, menjabat CEO di
berbagai perusahaan dan menjadi inspirator bagi banyak orang .
Sahabat,
begitulah dahsyatnya orang-orang yang HAUS ILMU dan SUKA MEMBANTU, maka Maha
benarlah apa yang difirmankan Allah SWT :
“ Hai
orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah
dalam majelis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan “ (Qs.Al-Mujaadilah : 11)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar